Lintas7News.com – Rusia mengumumkan bakal menghentikan serangan alias gencatan senjata di Ukraina pada hari ini, Rabu (9/3). Mereka menawarkan koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil dari lima kota.
“Dari pukul 10.00 MSK (14.00 WIB) pada 9 Maret 2022, Rusia mendeklarasikan ‘rezim hening’ dan siap menyediakan koridor kemanusiaan,” ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan Rusia.
Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa Rusia juga menawarkan jalur evakuasi di lima kota selama gencatan senjata berlangsung. Kelima kota itu mencakup Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol.
Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Misintsev, menyatakan bahwa mereka akan menyerahkan tawaran jalur evakuasi itu kepada Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereschuk.
Negeri Beruang Merah berharap Rusia dan Ukraina dapat menyepakati rute evakuasi tersebut, kemudian mulai membuka koridor kemanusiaan “sebelum pukul 03.00 MSK (07.00 WIB) pada 9 Maret.”
Dalam beberapa hari belakangan, Rusia memang sudah beberapa kali menyepakati gencatan senjata demi membuka ruang untuk evakuasi warga sipil.
Pada Selasa pagi, evakuasi berjalan lancar di Kota Sumy dan di kawasan dekat Ibu Kota Ukraina, Kyiv. Namun, evakuasi warga di Mariupol terhambat karena baku tembak kembali pecah.
Ini bukan kali pertama proses evakuasi terganjal kegagalan gencatan senjata. Pada Minggu (6/3), Rusia dilaporkan terus menembaki warga sipil yang hendak evakuasi di beberapa kota, termasuk Mariupol dan Volnovkha.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Penembakan itu masih tetap terjadi meski Rusia dan Ukraina menyepakati gencatan senjata di kedua kota tersebut pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan perjanjian itu, seharusnya Rusia memberikan kesempatan bagi penduduk di dua kota tersebut untuk mengungsi ke tempat aman.
Namun, tak lama setelah kedua negara mencapai mufakat, Rusia dilaporkan masih terus menggempur kedua kota tersebut sehingga proses evakuasi warga terhambat.
Perang di Ukraina pun kian panas. Hingga kini, PBB melaporkan 474 warga sipil tewas akibat gempuran Rusia, sementara layanan darurat Ukraina mengklaim korban tewas sudah mencapai 2.000 jiwa.
(CNNIndonesia/RI)