Jakarta – Masjid Museum Kariye di Kota Istanbul kini dialihfungsikan menjadi masjid oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Sebelumnnya ia juga merubah Hagia Sophia yang dulunya museum kemudian dialihfungsikan juga menjadi masjid sekitar sebulan lalu yang sempat menjadi topik pembicaraan internasional.
Seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com Museum Kariye dulunya adalah Gereja Chora, gereja ortodoks kuno yang sempat menjadi masjid dan kemudian menjadi museum.
Gereja Chora sendiri secara harfiah berarti “negara”. Gereja ini mendapatkan julukan Holy Saviour Outside the Walls atau yang berarti “Penyelamat Suci Tembok Luar”. Julukan ini menandakan bahwa bangunan ini pertama kali dibangun di luar tembok monumental Theodosius II atau benteng Konstantinopel.
Museum Kariye ini merupakan monumen peninggalan Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur pada abad pertengahan. Layaknya arsitektur Bizantium lain, Museum Kariye dibangun sarat dengan mosaik dan lukisan yang berseni tinggi.
Sejak pertama kali didirikan pada abad ke-5, bangunan Museum Kariye sudah direkonstruksi sebanyak lima kali. Perubahan paling signifikan terjadi pada abad ke-11, ke-12, dan ke-14. Pada 2013 lalu, museum ini juga direstorasi secara bertahap.
Saat ini, Museum kariye memiliki lima unit arsitektur utama yaitu nave, paviliun, narthex dalam, narthex luar, dan kapel untuk makam.
Dekorasi interior klasik mulai dari mosaik dan lukisan lukisan yang menghiasi Museum Kariye berasal dari tahun 1320. Pembuatannya didanai oleh Theodore Metochites, penyair dan sastrawan di bawah Kaisar Andronikos II.
Sebagian besar interior museum dihiasi oleh mosaik yang menggambarkan kehidupan Kristus dan Maria. Di bagian kubahnya tampak penggambaran tentang Silsilah Kristus. Di kubah kiri narthex terdapat mosaik Maria dan bayi yesus yang dikelilingi leluhurnya. Di bagian tengah ada tiga mosaik yaitu Kristus, Maria dan Bayi Yesus, dan Dormition of the Blessed Virgin.
Dikutip dari Lonely Planet, salah satu mosaik paling indah terletak di atas pintu ke nave di narthex bagian dalam. Mosaik itu menggambarkan Theodore mempersembahkan gereja pada Kristus.
Hal yang unik adalah lukisan yang menghiasi Museum ini ,karena berbeda jauh dengan mosaik yang indah. Lukisan lukisan di Museum Kariye ini banyak yang menggambarkan tentang kematian dan kehidupan setelahnya. Salah satu contohnya adalah lukisan yang menggambarkan gerbang neraka di bawah kaki Kristus.
Saat Konstatinopel ditaklukkan oleh Ottoman pada 1453, Gereja Chora dialihfungsikan menjadi masjid dan dinamai Kariye Camii atau Masjid Kariye. Dikutip dari All About Istanbul, mosaik dan lukisan dinding yang berkaitan dengan Kristen ditutupi dengan plester. Sebuah mihrab dan menara juga ditambahkan pada bangunan itu. Pada awal abad-20 menara itu runtuh karena gempa bumi.
Lalu, saat turki menjadi republik bangunan kuno ini diubah menjadi museum. Bangunan ini juga sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya.
(CNN/ZA)