Jakarta, Lintas7news.com — Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyatakan mengecam aksi pembakaran Alquran yang terjadi di kota Malmo, Swedia, pada pekan lalu.
Seperti di lansir dari cnnindonesia.com, senin, (31/8/2020). OKI yang bermarkas di Jeddah, Arab Saudi, menyatakan perbuatan itu sebagai aksi yang memantik amarah dan provokatif, serta bertentangan dengan upaya dunia dalam memerangi ekstremisme dan kebencian berdasarkan agama dan keyakinan.
Insiden itu terjadi pada Jumat pekan lalu. Saat itu, para pendukung tokoh rasialis Denmark, Rasmus Paludan, yang memimpin organisasi Tight Direction (Stram Kurs), membakar sebuah Alquran dalam unjuk rasa.
Mereka mengamuk karena Paludan dilarang menemui mereka.
Alhasil, demonstrasi itu memicu kerusuhan. Dalam kejadian itu polisi menangkap sepuluh orang, dan sejumlah petugas mengalami luka-luka.
Selain itu, pemerintah Denmark melarang Paludan memasuki negara itu selama dua tahun.
Pemantau Islamofobia OKI memuji keputusan pemerintah Denmark terhadap kejadian itu. Mereka meminta kepada umat Muslim di Swedia untuk tetap menahan diri dan menghindari kekerasan.
Meskipun Paludan tak boleh memasuki Swedia, para pendukungnya masih melakukan pertemuan untuk membahas aksi mereka. Buntutnya tiga orang ditangkap dengan tudingan menghasut kebencian rasial.
Paludan sempat membuat geger ketika tahun lalu membakar Alquran yang dibungkus dengan daging. Ia juga menjadi pemimpin kelompok garis keras anti imigrasi di Denmark.(*)