BEIJING – Laporan tahunan Pentagon menyebut stok hulu ledak nuklir China saat ini sudah mencapai 200-an unit dan akan bertambah dua kali lipat dalam satu dekade mendatang. Beijing, melalui media pemerintah, menyatakan prediksi Pentagon tanpa bukti dan faktanya hulu ledak nuklir Amerika Serikat (AS) sebanyak 3.800 unit atau jauh lebih banyak dari yang dimiliki Beijing.
Seperti dilansir dari sindonews.com, kamis, (3/9/2020). Laporan tahunan Pentagon kepada Kongres Amerika berjudul “Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China (PRC) 2020. “memperingatkan tentang meningkatnya kekuatan nuklir China yang kemungkinan akan menggandakan cadangan hulu ledak nuklirnya dalam satu dekade berikutnya.
“Selama dekade berikutnya, China akan memperluas dan mendiversifikasi kekuatan nuklirnya, kemungkinan setidaknya menggandakan cadangan hulu ledak nuklirnya,” bunyi laporan setebal 200 halaman tersebut.
“Kekuatan nuklir China tampaknya berada pada lintasan untuk melebihi ukuran ‘pencegah minimum’ seperti yang dijelaskan dalam tulisan-tulisan PLA sendiri,” lanjut laporan itu, mengacu pada singkatan Tentara Pembebasan Rakyat.
Laporan Pentagon juga mengungkapkan bahwa China meluncurkan lebih banyak rudal balistik untuk tes dan pelatihan daripada jumlah gabungan seluruh dunia pada 2019.
Namun, para analis mempertanyakan perkiraan Pentagon tersebut. Kingston Reif, direktur Asosiasi Pengendalian Senjata, mengatakan bahwa perkiraan jumlah stok hulu ledak nulir Beijing lebih kecil dari perkiraan sumber terbuka. “Tidak bisa dilebih-lebihkan, bahwa persenjataan Rusia jauh lebih besar dan lebih berbahaya,” katanya
Media pemerintah China, Global Times, yang menampilkan tulisan analis militer Wei Dongxu yang berbasis di Beijing, menyatakan perkiraan Pentagon tentang hulu ledak nuklir China berada di angka 200-an, dan akan dua kali lipat dalam satu dekade berikutnya adalah murni spekulasi sepihak AS. “Tanpa bukti apa pun untuk membuktikan keasliannya,” katanya.
Wei mengatakan pengembangan senjata nuklir China akan didasarkan pada kebutuhan strategisnya. “Jumlah tumpukan hulu ledak nuklir China, tidak peduli apakah itu di bawah 200 atau akan menggandakan jumlahnya, jauh lebih sedikit daripada bahkan sebagian kecil dari 3.800 hulu ledak nuklir AS. Perbandingan jumlah tersebut menunjukkan bahwa senjata nuklir China dikembangkan untuk serangan balik,” ujarnya.
Laporan Pentagon lebih lanjut menyatakan bahwa Beijing sekarang memiliki Angkatan Laut terbesar di dunia dengan kekuatan tempur sekitar 350 kapal dan kapal selam termasuk lebih dari 130 kombatan permukaan utama. “Sebagai perbandingan, kekuatan tempur Angkatan Laut AS sekitar 293 kapal pada awal 2020,” bunyi laporan Pentagon.
“Angkatan Laut China adalah kekuatan yang semakin modern dan fleksibel yang berfokus pada penggantian platform generasi sebelumnya dengan kemampuan terbatas untuk mendukung kombatan multi-peran yang lebih besar dan modern,” lanjut Pentagon. “Pada 2019, PLAN (Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat) sebagian besar terdiri dari platform multi-peran modern yang menampilkan senjata dan sensor anti-kapal, anti-udara, dan anti-kapal selam canggih.”
Micheal Peck, kontributor Kedirgantaraan dan Pertahanan di Forbes, menulis bahwa statistik dalam laporan Pentagon “menyesatkan”. “Sementara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat memiliki lebih banyak kapal perang daripada Angkatan Laut AS, armada Amerika berada di depan dalam tonase karena memiliki kapal perang yang lebih besar, termasuk 11 kapal induk yang masing-masing berbobot 100.000 ton,” katanya.
Dongxu menggemakan sentimen serupa yang menyatakan, “Pentagon sengaja menyesatkan diskusi”. Dia mengatakan bahwa laporan itu menyoroti bahwa China memiliki 350 kapal dan kapal selam dibandingkan dengan sekitar 293 kapal AS.
“Namun angka itu sendiri hampir tidak dapat berbicara tentang kemampuan tempur. Beberapa kapal China adalah kapal berukuran kecil dan sedang. Jumlah Angkatan Laut AS jelas memberi mereka keunggulan mutlak,” katanya.
Dia lebih lanjut menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS memiliki kapal induk bertenaga nuklir yang besar, dan juga kapal induk terbesar di dunia yang masing-masing dapat membawa sekitar 80 jet tempur.
Dongxu mengakui Angkatan Laut China yang berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir. “(Namun) China hanya memiliki dua kapal induk bertenaga konvensional (non-nuklir), lebih banyak kapal serbu amfibi, dan kapal perusak berpeluru kendali kelas 10.000 ton. Dibandingkan dengan jumlah AS, Angkatan Laut China masih tertinggal,” tulis Dongxu.
Laporan oleh Pentagon dilihat oleh analis militer China sebagai upaya untuk menakut-nakuti sekutu regional AS dengan tujuan agar mereka membutuhkan lebih banyak perlindungan dari Washington.”Dan untuk mencari peningkatan anggaran dari Kongres AS dengan menggambarkan tentara China sebagai mengancam, itu membuat lebih banyak alasan untuk mencapai tujuannya,” imbuh Dongxu.(*)