Lintas7news.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sepakat menunda pemberlakuan kenaikan harga tiket Candi Borobudur. Penundaan dilakukan agar wacana kenaikan tiket tidak dibahas terlalu luas.
“Kami postpone dulu. Tadi Pak Menteri (Luhut Binsar Panjaitan) sudah menyampaikan, ‘Pak Gub itu kita postpone dulu, biar tidak terjadi cerita yang ke mana-mana’,” kata Ganjar , Selasa (7/6).
Pada akhir pekan lalu, Luhut mengungkap rencana pemerintah menerapkan harga tiket baru untuk masuk ke kawasan Candi Borobudur lewat akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.
“Kami juga sepakat untuk membatasi kuota turis sebanyak 1.200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5.000 rupiah saja,” katanya dalam unggahan akun tersebut.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Luhut menuturkan langkah tersebut dilakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
Semua turis, lanjut dia, juga nantinya harus menggunakan pemandu wisata (tour guide) dari warga lokal sekitar kawasan Borobudur.
Pengumuman itu pun memantik protes dari beberapa kalangan. Salah satunya, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi yang menilai alasan pemerintah menaikkan tarif tiket untuk menjaga kelestarian candi merupakan langkah yang kurang tepat.
“Kalau memang tujuannya hanya untuk menjaga kelestarian Borobudur, ya jangan dengan tarif yang tinggi dong,” kata dia dalam status Whatsapp-nya, Senin (6/6) lalu.
Menurut Tulus, pemerintah bisa menerapkan pembatasan jumlah pengunjung dan menjual tiket secara online. Dengan demikian, kapasitas pengunjung pun lebih terkontrol. Selain itu, pemerintah juga harus memberlakukan sanksi tegas bagi pengunjung yang melakukan aksi vandalisme di kawasan Candi Borobudur.
(CNNIndonesia/RI)