Mahfud MD Tolak Jadi Cawapres Anies Baswedan: Jangan Saya

Menko Polhukam Mahfud Md. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menko Polhukam Mahfud Md. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

LINTAS7NEWS – Menko Polhukam Mahfud MD secara terang-terangan mengaku mendapatkan tawaran dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu untuk menjadi bakal cawapres Anies Baswedan.

Namun, Mahfud menolak dengan jawaban ‘jangan saya’.

April lalu, Presiden PKS tersebut berkomunikasi dengan Mahfud MD untuk menjalin silaturahmi sekaligus bertanya ketertarikan menjadi cawapres Anie Baswedan.

“Saya khususnya hari-hari ini banyak bersilaturahim dengan tokoh-tokoh bangsa dalam rangka mencari siapa pasangan Pak Anies Rasyid Baswedan, tentu ini banyak yang muncul-muncul di survei-survei. Nah, itu saya berusaha untuk mendatangi,” kata Syaikhu (18/4).

Baca Juga: Simak Perbedaan Terkait Polemik Sistem Proporsional Terbuka dan Tertutup dalam Pemilu 2024

Pada saat itu, Syaikhu kehadirannya ke tokoh-tokoh potensial akan dilaporkan ke Majelis Syuro PKS.

Ia menyebut ada tokoh yang ingin disebutkan secara langsung, namun adapula yang tidak.

“Berkomunikasi dan mungkin setelah lengkap saya akan melaporkan kepada Ketua Majelis Syuro dan akan dibawa ke musyawarah Majelis Syuro. Banyak tokoh-tokoh, ada yang ingin disebutkan secara langsung ada juga yang tidak. Saya kira nggak perlu disebutkan, tapi sebagiannya sudah muncul barangkali di media-media,” tutur Syaikhu.

Baca Juga: Sistem Tak Berfungsi Jadi Dugaan Kecelakaan Kereta Api India

Syaiku mengakui dirinya menghampiri Mahduf Md untuk melakukan pertemuan untuk berbagai pandangannya sekaligus bertanya ketertarikan Mahfud menjadi cawapres Anies.
“Itu tadi kita bilang, kita silaturahim ke Pak Mahfud, tokoh-tokoh yang lain juga akan kita datangi silaturahim. Kita minta tanggapannya, kita minta sharingnya, bahkan kita tanya juga minatnya untuk mencawapreskan. Karena saya saat ini fokusnya mencari cawapres,” imbuh Syaikhu.

Mahfud Bilang ‘Jangan Saya’

Cerita tawaran menjadi bakal cawapres Anies dari Presiden PKS Ahmad Syaikhu kembali diulas Mahfud Md usai rapat dengan Komisi I DPR RI.

Mahfud menolak tawaran tersebut dengan alasan khawatir Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pendukung Anies akan pecah.

Mahfud mulanya mengulas pesannya ke Denny Indrayana untuk menjaga tiket Anies maju pilpres. Menurutnya hal tersebut juga ia sampaikan ke Presiden PKS Syaikhu yang sempat bertandang ke kediamannya.

Baca Juga: Tiket Indonesia vs Argentina Ludes dalam 2 Menit

“Saya pesan ke Denny tolong itu dijaga, jangan sampai dari internalnya nanti yang gagal. Kan gitu, kalau pemerintah nggak akan ikut-ikut,” kata Mahfud (5/6).

Mahfud lantas menceritakan momen dirinya sempat ditawari menjadi pendamping Anies untuk Pilpres 2024. Di posisi tersebut ia menolak tawaran Syaikhu.

“Saya sampaikan juga itu kepada Ketua Umum PKS, Pak Syaikhu, ketika datang ke rumah saya menjajaki ‘Bagaimana kalau Bapak menjadi cawapresnya Anies’, saya bilang ‘Jangan saya, nanti malah pecah’,” tutur Mahfud menceritakan kembali momen tawaran itu.

“Anies kalau nanti koalisinya nggak setuju malah Anies-nya nanti nggak dapat tiket, kalau partainya satu keluar. Sama pesan saya kepada Denny. Nah, saya akan jaga pemilunya agar pemilu terselenggara, itu saja,” imbuhnya.

Baca Juga: Wisata Surga, Pedagang Labuan Bajo Tak Sejahtera

Mahfud Pernah Ingatkan Koalisi Pecah Jangan
Cerita Mahfud tersebut sesungguhnya menegaskan jawab Mahfud Md uSai dikunjungi Ahmad Syaikhu.

Mahfud mengatakan pertemuan itu membicarakan seputar kalender politik 2024.

“Benar, saya mendapat kunjungan Presiden PKS Pak Syaikhu pada tanggal 15 April pekan lalu. Beliau didampingi oleh sahabat saya sejak di DPR tahun 2004-2008 Pak Almuzammil Yusuf. Pak Almuzammil adalah Wakil Presiden PKS. Ada juga Wasekjen PKS dan aktivis PKS Yogya Abdul Azis,” kata Mahfud (18/4).

“Kami berdiskusi tentang kalender politik 2024. Saya menyatakan bahwa Pemilu 2024 akan jadi. Pemerintah akan mengawal kalender konstitusional itu,” lanjutnya.

Mahfud menuturkan dalam pertemuan itu mereka juga membahas masa depan Indonesia. Mahfud menyampaikan dirinya dihadiahi buku oleh PKS.

“Kami berdiskusi tentang masa depan Indonesia. Saya dihadiahi buku yg dibuat oleh PKS berjudul, ‘Merawat Indonesia’,” ujarnya.

Saat ditanya soal tawaran menjadi cawapres Anies, Mahfud mengaku hanya membahasnya sekilas.

Dia menyebut yang perlu diutamakan agar tiket pencapresan Anies tidak hilang dan koalisinya solid, jangan menggaet cawapres di luar parpol Koalisi Perubahan.

Baca Juga: Tanggapan Panglima TNI Terkait Ancaman KKB Akan Bunuh Pilot Susi Air.

“Terkait pasangan capres/cawapres rasanya itu hanya pembicaraan sekilas. Saya bilang yang harus diutamakan adalah agar koalisi tiga parpol pendukung Anies tetap solid supaya tiket yang sudah di tangan tidak hilang. Jangan sampai mengajak cawapres dari luar parpol tapi koalisinya malah pecah,” ucapnya.

Mahfud mengaku tidak memberi jawaban iya atau tidak terkait tawaran menjadi cawapres Anies.

Sebagai bagian dari pemerintah, Mahfud akan fokus mengawal pemilu berlangsung sesuai jadwal.

“Saya tak menjawab ya atau tidak, sebab fokus saya adalah mengawal pemilu agar berlangsung sesuai kalender,” imbuhnya.**

(OAS)

Bagikan Melalui

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.