Lintas7News.com – Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang digagas Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) seringkali terdampak dari serangan brutal Israel.
Lokasi Rumah Sakit Indonesia hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari perbatasan Israel, sangat memungkinkan terkena imbas apabila terjadi gempuran dan ledakan keras, merujuk Anadolu Agency.
Rumah Sakit Indonesia ini dibangun untuk membantu menangani para korban akibat serangan masif Israel, sekaligus menjadi tempat rehabilitasi korban trauma.
Meski sering terkena serangan udara acak dari Israel, Rumah Sakit Indonesia ditetapkan sebagai pusat rujukan utama khususnya bagi masyarakat di wilayah Jalur Gaza Bagian Utara.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Berikut serangkaian serangan Israel yang pernah berimbas ke Rumah Sakit Indonesia di Palestina.
1. 2021
Terbaru, serangan udara Israel kembali memanas sebagai buntut dari aksi penyerangan aparat Israel kepada warga Palestina yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.
Jumlah korban tewas berdasarkan laporan pada Senin (17/5) waktu setempat sebanyak 197 orang, yang terdiri atas anak-anak, wanita, serta warga sipil.
Serangan udara Israel juga kembali menghantam Rumah Sakit Indonesia di Palestina pada Rabu (12/5) waktu setempat.
Rudal Israel dijatuhkan sekitar 200 meter dekat Rumah Sakit Indonesia hingga meruntuhkan sebagian atapnya.
Para pasien dan petugas kesehatan mengalami ketakutan, panik hingga trauma. Beruntung, saat ini belum ada laporan korban jiwa dari insiden tersebut.
2. 2018
Serangan udara serupa pada 2018 terjadi karena imbas dari aksi bentrok di kawasan perbatasan Israel dan jalur Gaza.
Diketahui bahwa demonstran Palestina melempari batu serta membakar ban ke pagar pembatas yang kini sudah menjadi daerah kekuasaan Israel.
Aksi demo tersebut menjadi sumbu utama para pasukan Israel melontarkan sejumlah roket ke jalur Gaza.
Dari sekian banyak serangan roket yang diluncurkan, lima di antaranya jatuh di dekat lokasi Rumah Sakit Indonesia. Akibat gempuran Israel, sejumlah ruangan Rumah Sakit Indonesia di Palestina itu rusak.
Beberapa kerusakan meliputi ruang kantor administrasi rumah sakit, toilet, koridor, dan ICU, sedangkan untuk korbannya nihil.
3. 2014
Gencatan senjata lewat udara dan darat juga pernah terjadi pada 2014. Bahkan semakin menegang setelah peristiwa pembunuhan tiga remaja Israel dan seorang remaja Palestina.
Ada banyak korban jiwa dalam serangan Israel 2014 ini. Selain merusak sebagian bangunan rumah sakit, jalanan, sampai gardu listrik turut hancur.
Kondisi Rumah Sakit Indonesia pada 2014 belum sepenuhnya bisa digunakan. Tapi, karena desakan warga Palestina dan tingginya jumlah korban luka, RSI mulai berjalan bertahap.
Dengan fasilitas minim serta belum diresmikan, pihak MER-C mengupayakan membuka unit darurat seperti ICU, IGD dan ruangan tindakan operasi.
Beberapa poliklinik, laboratorium, kamar rawat inap, mobil ambulans, radiologi sampai tim medis turut dimaksimalkan untuk menolong para korban.
Mengutip Mer-c.org, Rumah Sakit Indonesia ini dibangun dari uang hasil donasi warga Indonesia untuk Palestina tanpa adanya bantuan dana asing.
Mulai dari tahapan ide, perizinan, teknisi, arsitektur dan lainnya, pembangunan Rumah Sakit Indonesia dikerjakan oleh relawan Tanah Air.
Rumah Sakit Indonesia dibangun di atas tanah wakaf pemerintah Palestina di Gaza dengan luas 16.261 meter persegi dan terdiri atas dua lantai.
Rumah Sakit Indonesia di Palestina dibangun pada 2011, kemudian diresmikan 27 Desember 2015 oleh Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
(CNNIndonesia/RI)