Lintas7News.com – Salah satu tim intelijen Taliban di Afghanistan membuang sekitar 3.000 liter minuman keras ke salah satu kanal di Kabul, Afghanistan. Pembuangan ini dilakukan kala otoritas Taliban memperketat larangan penjualan alkohol di negara itu.
Dalam rekaman video yang dirilis Direktorat Jenderal Intelijen (GDI) dalam Twitter, terlihat beberapa agen menuangkan alkohol yang sebelumnya disimpan dalam tong ke kanal. Sebelumnya pihak GDI sempat menyita alkohol tersebut kala penggerebekan.
“Umat Muslim seharusnya tidak membuat dan memberikan alkohol,” kata salah satu akademisi religius di video yang dipublikasikan GDI, Minggu (2/1)
Pihak GDI mengklaim tiga pengedar alkohol ditangkap dalam penggerebekan. Walaupun begitu, tidak jelas kapan penyitaan ini dilakukan dan kapan alkohol ini dihancurkan.
Larangan penjualan dan konsumsi alkohol telah ada dalam pemerintahan Afghanistan sebelumnya, yang mana dibantu oleh negara Barat. Meski demikian, aturan ini semakin diperketat kala Taliban berkuasa.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Sejak Taliban berkuasa, penggerebekan terjadi semakin sering, khususnya dalam masalah narkotika. Pejuang Taliban juga beberapa kali diberitakan bersikap represif terhadap demonstran dan jurnalis yang meliput di Afghanistan.
Kementerian Pemerintah Taliban untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan juga mengeluarkan beberapa pedoman yang membatasi hak-hak perempuan.
Salah satu pembatasan terbaru yang dilakukan Taliban ialah tidak mengizinkan perempuan bepergian jarak jauh sendiri, melainkan harus ditemani wali laki-laki.
“Perempuan yang bepergian lebih dari 72 kilometer tidak boleh ditawari tumpangan apabila mereka tidak ditemani oleh anggota keluarga dekat,” ujar juru bicara Kementerian Kebijakan dan Pencegahan Kejahatan, Sadeq Akif, pada Minggu (26/12).
Selain itu, krisis ekonomi juga melanda Afghanistan dan membuat semakin banyak orang tua yang terpaksa menjual anak mereka demi mendapatkan uang untuk makan. Banyak pula orang tua yang harus melihat anak mereka semakin sakit karena malnutrisi.
(CNNIndonesia/RI)