Lintas7news.com – Taufik Hidayat menyebut keputusannya untuk mundur dari staf ahli Pembinaan dan Prestasi PP PBSI lantaran merasa hanya sebagai pajangan semata.
Taufik menyebut dirinya tidak pernah diajak ikut serta dalam rapat yang membahas soal pembinaan dan prestasi.
“Sebagai staf ahli Binpres, tidak pernah dibawa ikut rapat. Saat rapat hasil seleknas tidak dilibatkan. Kalau cuma jadi pajangan buat apa?” ucap Taufik di Jakarta, Kamis (14/4).
Taufik mengatakan dirinya menerima tawaran sebagai staf ahli Binpres saat masa kepengurusan PP PBSI 2020-2024 terbentuk lantaran ia berminat membantu pembinaan dan prestasi badminton Indonesia.
Namun setelah resmi menjabat sebagai staf ahli Binpres, Taufik sama sekali tidak pernah terlibat dalam rapat-rapat soal program yang berhubungan dengan Binpres.
“Sudah lebih dari tiga kali. Alasannya ‘Oh iya, lupa’. Kalau begitu ngapain juga di situ?”
Taufik Hidayat tidak ingin jadi pajangan di PBSI.
“Sebagai staf ahli Binpres, seharusnya dilibatkan dalam rapat. Diterima atau tidak soal usulan, paling tidak seharusnya dilibatkan,” kata Taufik.
Dilansir dari CNNIndonesia.com – Saat proses promosi-degradasi dan pemilihan pelatih untuk pelatnas 2022, Taufik kembali tidak dilibatkan. Hal itulah yang kemudian membuat Taufik bulat memutuskan mengundurkan diri.
“Pemilihan atlet dan pelatih harusnya dirembukin. Misalnya ada calon pelatih A, B, C. Nanti sama-sama dibahas soal kelebihan dan kekurangan.”
“Begitu juga soal Seleknas. Seharusnya Seleknas dibarengi data. Juara seleknas sudah pasti harus masuk pelatnas, namun yang tidak juara seharusnya bisa dilihat lebih dalam lagi [soal potensi]. Mungkin mereka lebih paham dan lebih tahu. Saya tidak mau cuma nama doang [dipajang di kepengurusan],” kata Taufik.
(CNNIndonesia/RI)